NAMA


Click here for Myspace Layouts
Star Fall effect by Tips Mempercantik Blog

Selasa, 14 Juni 2011

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)


BAB I
PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang.

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta mutu kehidupan dan martabat manusia di Indonesia dalam rangka mewujutkan tujuan nasional.
Pada kurikulum sekolah dasar baik kurikulum tahun 1984 maupun kurikulum 2004 yang terkenal dengan sebutan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Dalam pengetahuan social yang di tujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan pengetahuan social secara nasional, karena saat ini kesejahteraan bangsa tidak hanya mengandalkan sumber daya alam dan modal yang bersifat fisik, tetapi bersumber pada modal intelektual social dan kepercayaan.
Kompetensi pengetahuan social menjamin kebutuhan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Penguasaan prinsip-prinsip social ekonomi budaya dan kewarganegaraan, sehingga tumbuh generasi yang kuat dan berakhlak ( Kurikulum 2004 ).
Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tersebut tercipta suatu kondisi pembelajaran yang memenuhi criteria, baik ditinjau dari pengembangan, isi, bajan, pelajaran yang tepat dan sesuai dengan tuntutan kurikulum dan bagaimana pula pendekatan strategi dan metode serta teknik mengajar yang harus dilakukan agar tujuan belajar mengajar berhasil dengan baik.
Namun kenyataan yang ada di lapangan menunjukan hasil belajar pengetahuan social ternyata kurang bermakna, sering terjadi guru berusaha payah mengajari siwa dengan materi-materi baru dengan alasan pencapaian target kurikulum. Oleh sebab itu kegiatan-kegiatan intelektual belum terlaksana sepenuhnya, bahkan hasil pengamatan di lapangan proses pembelajaran Pengetahuan Sosial belum terlaksana secara optimal.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah pada umumnya dilaksanakan secara menonton yang didomisili oleh ceramah satu arah, guru memerlukan setiap aspek dalam garis-garis besar program pengajaran (GBPP) sebagai satuan-satuan yang berdiri sendiri dan terpisah dari pokok bahasan induknya, padahal sesungguhnya setiap kelompok bahasan dan topik yang dibahas merupakan suatu system yang masing-masing aspeknya saling terkait dan mendukung.
Akibat cara mengajar seperti itu, banyak ditemukan siswa-siwa yang pasif dalam setiap pembelajaran di kelas, tidak terjadi suasana yang bernuansa kreatif dialog, syarat dengan hapalan tidak ada pengembangan berfikir yang dilakukan guru membosankan, serta adanya pembelajaran yang tidak bermakna (rote learning).
Dari masalah kekurangan popular pelajaran IPS, bertolak belakangnya karakteristik anak dengan karakteristik bahan pelajaran IPS agar proses pembelajaran terlaksana dengan baik dan dapat mencapai sasaran, maka diadakan penelitian yang mengatasi segala permasalahan tersebut dengan mencoba salah satu metode yaitu metode kerja kelompok.
Metode ini sengaja menjadi bahan penelitian agar guru tidak hanya memakai atau menggunakan metode ceramah saja dalam menyampaikan pelajaran pengetahuan social, karena hal ini siswa dilibatkan secara langsung sehingga akan menimbulkan kegiatan belajar dan diharapkan dapat terjadi meningkatkan dalam segi perolehan nilai serta perubahan sikap sesuai dengan fungsi dan tujuan pembelajaran pengetahuan sosial.

B.     Identifikasi Masalah.

Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah terindentifikasi masalah sebagai berikut :
1.      Minat belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial masih sangat rendah.
2.      Masih banyak siswa yang belajar pasif di kelas.
3.      Inovasi guru dalam menerapkan metode belajar kurang bervariasi.

C.     Pembatasan Masalah.

Masalah yang akan dibatasi pada penelitian ini adalah peningkatan interaksi pembelajaran dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran “Ilmu Pengetahuan Sosial” sehingga dari adanya peningkatan interaksi siswa dari mata pelajaran tersebut akan meningkatkan hasil belajar siswa.




D.    Rumusan Masalah.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.   Bagaimana peningkatan interaksi pembelajaran dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran “Ilmu Pengetahuan Sosial”  ?
2.  Apa penggunaan metode kerja kelompok dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dapat meningkatkan miat siswa dalam belajar ?

            E.   Tujuan Penelitian
Sesuai yang telah di rumuskan di atas, maka tujuan penelitian ingin mengetahui bagaimana gambaran interaksi dan reaksi siwa-siwa dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan metode kerja kelompok, sehingga mengarah kepada suasana yang lebih hidup, menyenagkan dan tidak membosankan untuk pelajaran IPS tersebut, serta perubahan sikap yang diharapkan.

F.      Manfaat Penelitian
Secara umum manfaat penelitian dan kegunaan. Hasil penelitian ini dapat diinformasikan tentang prestasi siswa dalam mata pelajaran IPS pokok bahasan kenampakan alam dan buatan di Indonesia dengan menggunakan metode kerja kelompok. Dengan berbagai rincian manfaat yang dilakukan adalah :


1.      Bagi Guru.
Dari penelitian ini, penulis berharap agar pendidik, khusnya Guru SD di masa mendatang dapat lebih inovatif dalam memanfaatkan media yang ada untuk menumbuh kembangkan minat dan hasil belajar siswa. Dengan mulai tersedianya media hampir di setiap sekolah, guru dapat memanfaatkan kesempatan dan saran yang ada demi mutu pendidikan.

2.      Bagi Siswa.
Diharpkan agar siswa kelas V lebih tertarik dan lebih terpancing untuk lebih giat belajar, khususnya pada materi Ilmu Pengetahuan Sosial, dengan dimanfaatkannya media sebagai media pembelajaran. Hasil belajar siswa pun diharapkan dapat meningkat secara signifikan.

3.      Bagi Peneliti
Dengan melakukan penelitian tindakan kelas dijadikan pengalaman dalam upaya meningkatkan motivasi mengajar yang lebih baik lagi di waktu yang akan datang.

G.     Definisi Operasional

1.      Hasil belajar siswa, satu misi pengajaran IPS adalah mengembangkan pribadi anak untuk mampu berdiri di atas kaki sendiri dan mampu bekerja sama dengan pihak lain dan bidang keahlian atau kailmuan lainnya. Murid-murid harus dilatih melakukan proses belajar melalui kekuatan secara individual dan dalam bentuk kelompok. Guru sebagai seorang pemimpin harus mengelola proses tadi secara efektif, efisien, dan produktif.

2.      Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SD merupakan suatu kelompok ilmu pengetahuan social yang masing-masing mempunyai tugas dan bidangnya yaitu : geografi, sejarah, ekonomi, polotik, sosiologi, antropologi serta kemampuan dan perbaikan intelektual dalam mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu social dan kewarganegaraan.

3.      Metode Kerja Kelompok adalah suatu aktifitas belajar dimana individu dalam hal ini siswa yang belajar terdapat lebih dari satu orang melalui kerja sama dalam menyelesaikan persoalan dalam menyelesaikan persoalan dalam belajar merupakan wujud pengembangan rasa rasional siswa.

BAB II
KAJIAN TEORI

A.     Landasan Teori

1.      Pendidikan, Belajar dan Pembelajaran.
         Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.
         Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya aktif. Terdapat 3 pkok belajar yaitu : prose, perilaku dan pengalaman (Winataputra, 2005 : 2.3)
         Pembelajaran merupakan suatu system lingkungan belajar yang terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :tujuan pembelajaran, materi pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, media, sumber belajar, dan evaluasi.Yang menjadi komponen utama dalam pembelajaran adalah tujuan pembelajaran, karena semua komponen lainnya mengacu kepada tujuan pembelajaran. Karena itu, untuk melaksanakan suatu proses pembelajaran, hal yang harus dirumuskan pertama kali adalah tujuan pembelajaran. (Sutikno, 2008 : 37).

2.      Hasil Belajar.
         Hasil belajar merupakan segala perilaku yang dimiliki seseorang sebagai akibat proses belajar yang telah ditempuhnya. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan kemampuan yang dicapai oleh pembelajaran atau peserta didik. Hasil belajar bukan sekedar penguasaan suatu hasil latihan melainkan adanya perubahan perilaku tahap demi tahap, baik dalam ranah kongnitif, afektif, maupun psikomotor, yang terintegrasi menjadi suatu kepribadian.
         Seseorang yang telah melakukan proses belajar akan terlihat perubahan dalam salah satu atau beberapa ranah tingkah laku tersebut. Oemar Hamalik (2009 : 23) menyatakan bahwa tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut, yaitu :
a.             Pengetahuan.
b.            Kebiasaan.
c.             Keterampilan.
d.            Apresiasai.
e.             Emosional.
f.              Hubungan social.
g.             Jasmani.
h.             Etis atau budi pekerti, dan
i.               Sikap.
                       
         Hasil belajar anak didik dapat dilihat melakukan kegiatan evaluasi. Evaluasi berguna untuk mengetahui sampai mana pencapaian siswa terhadap suatu tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan evaluasi pendidik juga dapat memperoleh timbal balik yang digunakan untuk memperbaiki serta mengembangkan proses pembelajaran berikutnya.

3.      Metode Pembelajaran.
         Metode secara harfiah berarti “cara”. Sedangkan metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa dalam upaya mencapai tujuan.
         Metode pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi instruksional.
         Terdapat banyak pilihan metode pembelajaran, antara lain : metode ceramah, metode demonstrasi, metode eksperimen (Praktikum),metode proyek, metode diskusi, metode widyawisata, metode bermain peran, metode Tanya jawab, metode latihan, metode pameran (penampilan), metode Computer Assised Learning (CAL) dan masih banyak lagi. Termasuk salah satunya adalah Metode Kerja Kelompok.

4.      Metode Belajar Kerja Kelompok.
         Metode kerja kelompok adalah dimana anak didik dalam suatu kelompok dipandang sebagai suatu kesatuan tersendiri untuk mencari atau tujuan pelajaran yang tentu dengan bergotong royong.
         Moedjiono (1999 : 148), menyatakan bahwa kerja kelompok merupakan format belajar yang menitikberatkan kepada interaksi antara anggota guna menyelesaikan tugas belajar secara bersama-sama. Dalam metode ini siswa dalam satu kelas dipandanng sebagai satu kesatuan tersendiri, ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil. Pembagian kelompok dapat didasarkan pada perbedaan kemampuan belajar, perbedaan minat dan bakat, perbedaan jenis kegiatan, perbedaan wilayah tempat tinggal, ataupun dibuat secara acak.
         Metode kerja kelompok memiliki beberapa kelebihan,antara lain: 

a.       Membiasakan siswa untuk bekerjasama sesuai asas demokrasi.
b.      Menimbulkan sikap kompetitif yang sehat dan sportif.
c.       Guru tidak perlu mengawasi proses belajar secara individual, sehingga lebih efisien.
d.      Melatih siswa untuk hidup dalam lingkungan organisasi.

         Adapun kelemahan metode kerja kelompok, antara lain :

a. Untuk mendapatkan pembagian anggota kelompok yang optimal, guru harus mengeluarkan tenaga ekstra dalam membagi kelompok.
b.      Guru juga harus sekaligus melatih siswa berorganisasi, karena jika tidak maka kelompok tidak akan mampu bekerja secara optimal.

Kamis, 19 Mei 2011

Menggabungkan Ms. Office 2007 dengan Office 2003



Menggunakan Office 2003 dan Office 2007 Sekaligus dalam Satu Sistem Windows

Tulisan ini juga merupakan jawaban atas pertanyaan beberapa guru setelah selesai melakukan presentasi tentang Office 2007 di Cianjur. Pertanyaannya adalah “Bisakah kita menggunakan Office 2003 dan Office 2007 sekaligus secara berdampingan dalam satu sistem Windows ?”

Jawabannya tentu saja bisa. Caranya sebagai berikut ini.

Install Microsoft Office 2003 seperti biasa, setelah selesai berikutnya tinggal install Microsoft Office 2007. Pada tahapan instalasi Office 2007 ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

Setelah memasukan CD-Key, pada tahapan Choose the installation you want pilih Customize. Jangan pilih Upgrade karena pilihan ini akan menimpa semua instalasi Office 2003.. !!.

image

Pada layar berikutnya, pilih tab Upgrade. DIsini ada 3 pilihan yang tersedia, tentunya kita harus memilih Keep all previous versions.

image

Pilih tab File Location untuk menentukan lokasi hasil instalasi. Sebetulnya ini tidak perlu dirubah, hanya saja disarankan untuk menggunakan folder yang berbeda untuk mencegah konflik yang mungkin saja terjadi. Sebagai contoh, disini saya membuat folder Microsoft Office 2007.

image

Bagian Installation Options adalah pemilihan aplikasi saja yang akan kita install, tentunya ini disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pengguna.

Lanjutkan proses instalasi ini dengan menekan tombol Install Now. Tunggu beberapa saat hingga proses instalasi selesai dan (sebaiknya) Windows di-restart dulu.

Tahapan terakhir adalah menambahkan beberapa entri pada Registry agar kedua versi Office ini dapat berjalan berdampingan. Caranya sangat mudah, tinggal jalankan Run pada Windows atau bisa juga dengan tombol shortcut Windows + R.

Pada kotak dialog Run yang muncul, ketikan perintah berikut ini:

    reg add HKCU\Software\Microsoft\Office\11.0\Word\Options /v NoReReg /t REG_DWORD /d 1

Tekan Enter lalu ketikan lagi perintah berikut ini:

    reg add HKCU\Software\Microsoft\Office\12.0\Word\Options /v NoReReg /t REG_DWORD /d 1

Enter dan restart kembali Windows.

Sampai tahap ini kita sudah dapat menggunakan kedua versi Office, baik Office 2003 maupun Office 2007 secara berdampingan dalam satu Windows.

Selasa, 17 Mei 2011

karya ilmiah

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Perngembangan suatu sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) pada dasarnya merupakan kebutuhan.  Sistem pembelajaran jarak jauh adalah suatu keseluruhan proses pendidikan dan penelitian yang diselenggarakan dalam bentuk pengajaran modular dalam satuan waktu tertentu dengan bimbingan dan pembinaan oleh tenaga profesional yang bertujuan untuk meningkatkan mutu kemampuan ketenagaan dalam bidang tertentu.

Program pembelajaran jarak jauh diselenggarakan dalam jangka satuan waktu tertentu. Jumlah waktu dan alokasi waktu disediakan sesuaikan dengan banyaknya modul yang menuntut urutan kegiatan pembelajaran atas sejumlah materi belajar.

Sepanjang pelaksanaan program pembelajaran jarak jauh, dilakukan bimbingan dan pembinaan bagi para peserta. Kegiatan pembbimbingan dan pembinaan tersebut dilakukan dalam sistem tutorial, pelaksanaan tutorial terdiri atas tenaga-tenaga profesional yang telah memiliki keahlian dalam bidang tertentu disamping pengalaman kerja yang cukup memadai.


B.     Identifikasi masalah
Dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka diidentifikasi berbagai masalah, antara lain :
1.      Masih banyak yang meragukan baiknya sistem pembelajaran jarak jauh
2.      Sistem pembelajaran jarak jauh masih jarang digunakan di lembaga-leembaga pendidikan di Indonesia
3.      Sistem pembelajaran jarak jauh dianggap kurang efektif

C.     Batasan masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, agar penguraian makalah lebih terarah dan terfokus maka penulis batasi pada point dari identifikasi massalah diatas yaitu :  3. Sistem pembelajaran jarak jauh dianggap kurang efektif.

D.    Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan masalah yang akan saya kaji dalam makalah ini adalah sistem pembelajaran jarak jauh masih dianggap oleh sebagian orang cenderung kurang efektif, hal itu karna sebagian orang itu belum terbiasa menggunakan sistem pembelajaran tersebut.

E.     Tujuan
Berdasarkan latar belakang didapat tujuan yaitu mendiskripsikan tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam memecahkan masalah sistem pembelajaran jarak jauh



BAB II
Metode Penulisan / Penelitian
Metode penelitian yang kami digunakan pada karya ilmiah Sistem Pembelajaran Jarak Jauh ini yaitu menggunakan metode Library Research (Penelitian Kepustakaan) dimana kami menggunakan sumber-sumber bahan sebagai berikut :
Buku Sistem pembelajaran Jarak Jauh dan Pembinaan Ketenagaan yang dikarang oleh Dr. Oemar Hamalik yang diterbitkan oleh Trigenda Karya, dan sumber-sumber dari dunia maya.
Dari sumber yang kami dapat kami dapat menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran jarak jauh